Beberapa Hal Yang Tidak Boleh Anda Lakukan Saat Bermain Medsos

Revisi Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) mulai dilakukan hari ini pada tanggal 28 November. Itu artinya sikap dan perilaku menggunakan media sosial harus lebih dijaga. Apalagi bila mendekati pemilihan presiden atau walikota di daerah ibukota beberapa hari belakangan, media sosial rasanya nggak semenarik dulu. Pihak satu yang lain saling berperang ide dan tautan. Sayangnya, hal itu terasa berlebihan dan menyinggung banyak pihak.

Dengan adanya revisi ini, diinginkan semua orang lebih berhati-hati dalam mengunggah, mengomentari maupun ketika berbagi tautan. Berikut hal-hal yang perlu kamu hindari ketika bermain media sosial mulai hari ini:

• Membagi Berita yang Menyinggung SARA

Indonesia adalah negara Bhinneka Tunggal Ika. Negara yang memiliki banyak perbedaan dalam Suku, Agama maupun Ras. Perbedaan bukanlah suatu hal yang membuat kamu dan satu sama lain nggak saling bertoleransi. Berhentilah memposting berita-berita yang dapat menimbulkan kontroversi atau polemik perbedaan yang akan menciptakan komentar-komentar negatif orang lain.

Hargai perbedaan ini dan realisasikan prinsip Bhinneka Tunggal Ika itu. Jadilah pemakai media sosial yang penuh toleransi, bukan rasis apalagi fanatis. Bayangkan betapa indahnya jika postingan media sosialmu nggak ada komentar-komentar negatif tentang SARA. Kamu pun dikenal sebagai orang yang penuh toleransi terhadap perbedaan dalam segala bidang.

• Membagikan Berita Politik Berlebihan

Sekali lagi nggak ada yang salah dalam membagikan berita tapi minimal cari tahu dahulu kebenarannya. Jangan asal membagikan hanya untuk membela suatu tokoh politik atau sebaliknya menjatuhkan suatu koalisi. Karena di era digital sekarang ini, semua orang bisa menulis tapi nggak semua tulisan baik untuk dibagikan.

Lebih cermat lagi dalam membagikan berita. Terlebih berita politik yang sulit dibedakan mana yang benar-benar berita. Mana yang benar-benar demi kemajuan bangsa, mana yang justru nggak.

• Menyindir Orang Lain Melalui Status Media Sosial

Bermaksud hati menyindir teman tapi sayang malah orang lain yang merasa. Pernah mengalami hal begini? Itu artinya sindir dan menyindir nggak baik di media sosial.

Untuk apa menyindir kelakuan atau kehidupan orang lain. Lebih baik ambil jalur pribadi seperti telepon atau pesan langsung dan beri pendapatmu langsung ke orangnya. Namun nggak dengan kata-kata kasar juga. Cukup berikan pendapatmu.

Diterima oke, nggak juga nggak jadi masalah. Yang penting kamu sudah berusaha memberitahu kesalahannya tanpa harus dipublikasikan di media sosial.

• Menjadi Haters yang Berlebihan

Suka atau nggak lagi-lagi adalah hak kamu. Namun dengan menjadi haters atau orang yang tidak menyukai sesuatu secara berlebihan justru menunjukan betapa buruknya kamu. Apalagi dengan memposting berita-berita tentang orang, tokoh, selebritis yang nggak kamu sukai terus menerus atau berkomentar pedas dan mencaci orang tersebut berlarut-larut.

Yang ada malah menimbulkan penyakit bagi diri sendiri. Kalau memang nggak suka, cukup beri pendapat atau minimal posting sekali saja. Kamu nggak perlu mengunggah berulang-ulang. Memang tokoh atau selebritas yang kamu benci itu bisa berubah? Nggak juga, kan? Jadi, lebih baik jangan jadi haters abadi.

Lebih baik membangun pribadi yang lebih positif. Tubuh pun jadi lebih sehat. Apakah kamu tahu jika perasaan benci itu bisa menimbulkan penyakit? Jadi berhentilah jadi pembenci yang berlebihan bagi orang lain.

• Menulis Status atau Komentar yang Kasar

Berhubungan dengan poin di atas, kadang heran melihat orang yang menulis status dengan kata-kata kasar, sampai seisi kebun binatang keluar. Apa baiknya? Apakah kamu akan kelihatan lebih hebat? Yang ada, kamu kelihatan seperti orang yang nggak memiliki etika.

Sebaiknya kamu menghubungi orang atau apapun itu yang membuat kamu nggak senang secara jalur pribadi. Bisa melalui inbox (kotak pesan) dan lain-lain. Jika masih belum puas, temui orangnya, jangan ribut juga. Cari tahu apa akar masalahnya dan segera perbaiki. Hidup nggak ada musuh itu menyenangkan, lho.

• Malas Membagikan Berita Kemanusiaan

Kalau berita giveaway atau bagi-bagi hadiah biasanya cepat dibagikan. Tapi kalau berita kemanusiaan seperti bantuan dana, pencarian anak yang hilang semacam ada rasa enggan untuk menekan repost atau berbagi? Kebiasaan ini juga harus diubah.

Perbanyaklah membagikan berita kemanusian karena hal seperti inilah yang harus menjangkau banyak orang. Semakin banyak membagikan, bantuan yang terkumpul dapat segera dibagi pada orang-orang yang membutuhkan. Jika seperti ini, alangkah baiknya fungsi dari sosial media yang kamu punya.

• Terlalu Sering Posting Foto Selfie

Mau selfie dan dibagikan ke orang banyak? Nggak masalah kok. Tapi kalau yang diposting itu-itu saja dengan gaya yang begitu buat tampilan media sosial kamu kelihatan narsis sekali. Kalau memang suka selfie, cobalah dengan pedagang asongan di pinggir jalan.

Ajak teman-teman media sosialmu untuk lebih sering belanja ke pedagang asongan ketimbang di pasar modern. Hitung-hitung kamu membantu si abang pedagang asongan. Bisa juga selfie di jalan raya yang macet lalu bagikan di media sosialmu dengan informasi terkini. Jadi teman-teman yang melihat mendapatkan informasi juga, kan?

Bisa juga mengunggah foto selfie kamu dengan ditambahkan kata-kata motivasi didalamnya. Dijamin akan banyak yang menunggu postingan foto selfiemu selanjutnya. Akun Instagrammu malah akan kebanjiran follower dan like.

• Mengumbar Masalah Pribadi dan Keluarga Sendiri

Punya masalah itu diselesaikan bukan diumbar. Buat apa mengumbarnya di media sosial, hanya menimbulkan komentar "sabar yaa". Jangan memiliki pandangan yang berlebihan karena orang hanya berkesan begitu dan nggak lebih.

Masalah pribadi antara pasangan atau antara keluarga nggak pantas untuk diketahui orang lain. Apalagi jika kamu menjelek-jelekkan orang tersebut. Sama saja dengan menjelek-jelekkan diri sendiri. Karena mereka adalah pasanganmu sendiri atau keluargamu. Jangan biarkan orang lain jadi penonton masalah pribadi kamu.

• Bikin Status Palsu

Pasang status sedang di mall A atau baru nongkrong bersama teman-teman di kafe B. Kenyataannya kamu sedang tiduran di kamar. Agar kelihatan keren dan gaul, kamu pun rela memasang status palsu. Hati-hati lho ketahuan.

Lebih baik apa adanya saja. Mulailah mencintai hidupmu apa adanya. Karena sesuatu yang direkayasa nggak akan bertahan lama. Lagipula apa menariknya hidup dalam kepalsuan? Suatu ketika kamu akan merasa capek dan membutuhkan orang-orang yang menerima kamu apa adanya.

Mari ubah kebiasaan-kebiasaan jelek dalam menggunakan media sosial. Memang hak kamu untuk melakukan apapun di akun media sosial. Namun karena masih menyangkut dengan banyak orang, alangkah baiknya jika kamu menyaring apa yang perlu dibagikan dan yang nggak demi kenyamanan bersama.

Sumber : Wowkeren.com